Opini Pribadi, Angkutan Umum Online VS Angkutan Umum Konvensional
2:59 AM |
|
Candid.id - 22/3/14 Hari ini makan siang saya sedikit terganggu dengan berita dari beberapa saluran TV nasiona tentang demo dari beberapa driver angkutan konvensional menentang angkutan online. Sejak awal keberadaannya, angkutan online memang menimbulkan pro dan kontra. Saya sendiri termasuk yang pro dengan keberadaan angkutan umum online walaupun belum pernah menggunakan jasa angkutan online sama sekali.
Dari sisi efisien jelas angkutan umu konvensional kalah telak. Untuk pengguna angkutan umum online tinggal keluarkan smartphone pencet sana pencet sini dan datanglah taksi atau motor yang siap mengantar sampai tujuan dengan biaya yang sudah ditentukan, sementara angkutan umum konvensional pelanggan harus datang ke pangkalan atau minimal telepon ke operator taksi untuk meminta jemputan taksi. Jelas membutuhkan biaya dan usaha tambahan untuk sekedar telepon atau jalan sampai ke pangkalan.
Dari sisi biaya jelas lebih murah angkutan umum online karena "angkutan umum online tidak memiliki izin", jadi mereka tidak perlu membayar pajak. Kalimat yang saya tanda petik sering digunakan oleh driver angkutan umum konvensional untuk menyererang para pelaku angkutan umum online, termasuk Demo di Ibukota para driver angkutan umum konvensional menolak angkutan umum online yang mungkin sampai saat ini masih berlangsung. Kalau boleh jujur alasan sebenarnya adalah masalah pendapatan. Semenjak angkutan umum online menjamur, pendapatan driver angkutan umum konvensional menurun. Mengapa angkutan umum online lebih dipilih orang? Praktis? Murah? Saya rasa dua-duanya bisa didapatkan. Alasan sepele lainnya adalah karena mereka (angkutan umum online) berinovasi.
Pertanyaannya adalah mengapa para pelaku bisnis angkutan umum konvensional harus berdemo sampai membuat macet Ibukota? Mengapa tenaga yang dipakai untuk demo tidak dimanfaatkan untuk memikirkan sebuah inovasi?misalnya "Mengonlinekan" bisnis angkutan umum supaya bisa bersaing. Atau inovasi sepele yang bisa merubah wajah angkutan umum Negeri ini. Mungkin dengan iuran 10ribu per-orang yang saat ini berdemo sudah bisa untuk menyewa developer aplikasi online dan iuran 10ribu perbulan perorang sudah cukup untuk biaya perawatan. Sekali lagi mungkin karena saya tidak begitu expert mengenai aplikasi tersebut. Sementara itu angkutan umum online juga harus bisa mengambil langkah pertahanan dengan mengurus izin usaha atau sejenisnya yang selama ini sering digunakan untuk menyerang para pelaku bisnis angkutan umum online.
Dari sisi efisien jelas angkutan umu konvensional kalah telak. Untuk pengguna angkutan umum online tinggal keluarkan smartphone pencet sana pencet sini dan datanglah taksi atau motor yang siap mengantar sampai tujuan dengan biaya yang sudah ditentukan, sementara angkutan umum konvensional pelanggan harus datang ke pangkalan atau minimal telepon ke operator taksi untuk meminta jemputan taksi. Jelas membutuhkan biaya dan usaha tambahan untuk sekedar telepon atau jalan sampai ke pangkalan.
Dari sisi biaya jelas lebih murah angkutan umum online karena "angkutan umum online tidak memiliki izin", jadi mereka tidak perlu membayar pajak. Kalimat yang saya tanda petik sering digunakan oleh driver angkutan umum konvensional untuk menyererang para pelaku angkutan umum online, termasuk Demo di Ibukota para driver angkutan umum konvensional menolak angkutan umum online yang mungkin sampai saat ini masih berlangsung. Kalau boleh jujur alasan sebenarnya adalah masalah pendapatan. Semenjak angkutan umum online menjamur, pendapatan driver angkutan umum konvensional menurun. Mengapa angkutan umum online lebih dipilih orang? Praktis? Murah? Saya rasa dua-duanya bisa didapatkan. Alasan sepele lainnya adalah karena mereka (angkutan umum online) berinovasi.
Pertanyaannya adalah mengapa para pelaku bisnis angkutan umum konvensional harus berdemo sampai membuat macet Ibukota? Mengapa tenaga yang dipakai untuk demo tidak dimanfaatkan untuk memikirkan sebuah inovasi?misalnya "Mengonlinekan" bisnis angkutan umum supaya bisa bersaing. Atau inovasi sepele yang bisa merubah wajah angkutan umum Negeri ini. Mungkin dengan iuran 10ribu per-orang yang saat ini berdemo sudah bisa untuk menyewa developer aplikasi online dan iuran 10ribu perbulan perorang sudah cukup untuk biaya perawatan. Sekali lagi mungkin karena saya tidak begitu expert mengenai aplikasi tersebut. Sementara itu angkutan umum online juga harus bisa mengambil langkah pertahanan dengan mengurus izin usaha atau sejenisnya yang selama ini sering digunakan untuk menyerang para pelaku bisnis angkutan umum online.
Nice
ReplyDeleteWew ngeri juga ya , Makasih Infonya lgi bumming ni Angkutan Umum , Haha.
ReplyDeleteAne tetep dukung yg online lbh murah harganya
ReplyDeleteAne belum pernah nyoba gan. Tapi menurut beberapa review bilang enakan angkutan online
DeleteBanyak berita ini di TV ya Gan... . Huhu... .
ReplyDeletekalau saya boleh memberikan saran alangkah baiknya jika yang di gaet bukan dari kalngan taxi melainkan dari kalangan angkutan umum, karena mayoritas mereka adalah kalangan bawah
ReplyDeleteBetul gan. Semoga transportasi indonesia bisa seperti jepang.
Delete